-->

Meneladani Akhlak Generasi Terbaik

 
Seorang Sahabat Anshar bertanya kepada Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasallam, "Siapakah orang Mukmin yang paling utama?", Jawab Nabi Shollallahu 'alaihi wasallam, "Yang paling baik akhlaknya". Di lain hadits, Nabi Shollallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sebaik-baik generasi adalah generasiku, kemudian yang sesudahnya, lalu yang sesudahnya."
Nilai kebaikan menurut ajaran Islam adalah satu kesatuan dan tidak dikotomis, sehingga tidak mungkin para sahabat menyandang gelar generasi terbaik, sementara akhlak mereka tidak baik.
Sebagian kalangan, begitu teguh dan penuh gairah dalam membela dan mendakwahkan Akidah dan as-Sunnah, tetapi ibadahnya asal-asalan. Dan akan lebih parah jika sebaliknya; ibadahnya kuat, akhlaknya penuh pesona, tetapi akidahnya penuh dengan syubhat dan khurafat, bahkan terbiasa melakukan bid'ah. Sebagian lagi ada orang yang begitu bergelora menyebarkan dakwah as-Salaf ash-Shalih, tapi dalam sikap dan adabnya begitu kering dari nilai hikmah dan kelembutan, hingga sering terdengar selentingan bahwa kelompok Salafiyah itu, identik dengan sikap keras, kasar, dan tak bersahabat.
Seorang Ahlus Sunnah sejati adalah Ahlus Sunnah dalam Akidah, Ahlus Sunnah dalam ibadah, dan Ahlus Sunnah dalam akhlak. Dan ini tercermin secara utuh menjadi satu kesatuan pada pribadi-pribadi kalangan as-Salaf ash-Shalih yang dinyatakan Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasallam sebagai generasi terbaik tadi.
Buku kita ini adalah mutiara-mutiara riwayat tentang bagusnya Akhlak mereka, dalam segala hal, untuk kita teladani. Bacalah buku ini, insya Allah merupakan awal yang baik untuk menata pribadi yang lebih mempesona.

“Tidak ada kebaikan dalam hidup ini kecuali salah satu dari dua orang:
1. Orang yang diam namun berpikir atau
2. Orang yang berbicara dengan ilmu.”
[Abu ad-Darda’ Radhiallohu 'anhu]