الحمد لله رب العالمين ، والصلاة والسلام على خير المرسلين، نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين، أما بعد؛
Keutamaan zikir sangatlah banyak baik di dalam Al Quran maupun Hadits-Hadits Nabi Shollallahu 'alaihi wasallam, Zikir merupakan Ibadah yang dianjurkan bahkan diperintah dalam Islam, diantara dalil yang menunjukkan hal tersebut adalah firman Allah :
Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.
Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. [QS. Al Ahzab : 41,42]
Dalam sebuah hadits,
وعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِي اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُمَا، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ:«مَنْ عَجَزَ مِنْكُمْ عَنِ الْعَدُوِّ أَنْ يجاهدَهُ، وَعَنِ اللَّيْلِ أَنْ يكابدَهُ، فَلْيُكْثِرْ ذَكَرَ اللَّهِ» الطبراني في الكبير، والبيهقي في شعب الإيمان
Dari Ibnu Abbas Rhodiyallahu ‘anhuma, bahwasanya Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Barangsiapa diantara kalian yang tidak mampu berjihad melawan musuh dan kesulitan dalam mengerjakan ibadah di malam hari maka hendaklah memperbanyak zikir [HR. Aththobrani & Al Baihaqy].
Dalam hadits yang lain :
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُسْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلا قَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ شَرَائِعَ الْإِسْلَامِ قَدْ كَثُرَتْ عَلَيَّ ، فَأَخْبِرْنِي بِشَيْءٍ أَتَشَبَّثُ بِهِ ، قَالَ :«لَا يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ» الترمذي
Dari Abdullah bin Busr Rodhiyallohu ‘anhu, dia berkata: Bahwa ada seorang lelaki berkata: “Wahai, Rasulullah! Sesungguhnya syari’at Islam telah banyak bagiku, maka beritahulah aku sesuatu yang aku bergantung padanya”. Beliau bersabda: “Hendaknya lidahmu senantiasa basah dari zikir mengingat Allah.” [HR. At-Tirmidzi].
Keutamaan Zikir Mengingat Allah :
Beruntung dunia akhirat, berdasarkan ayat :
dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. [QS. Al Jumu'ah : 10],
juga dalam ayat yang lain disebutkan,
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung. [QS. Al Anfal : 45]
Allah akan mengingat orang-orang yang berzikir kepada-Nya, berdasarkan ayat :
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, [QS. Al Baqoroh : 152]
Juga dalam sebuah hadits :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أنه قَالَ : قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :«يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي ، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي ، وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلإ ذَكَرْتُهُ فِي مَلَإٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ ، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ بِشِبْرٍ تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا ، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا ، وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً» البخاري ومسلم
Dari Abu Hurairah Rodhiyallohu ‘anhu Bahwasanya Nabi Shollallahu 'alaihi wasallam bersabda : Allah Ta'ala berfirman : Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku kepada-Ku, Aku bersamanya bila dia mengingat-Ku. Jika dia mengingat-Ku dalam dirinya, Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika dia mengingat-Ku dalam suatu perkumpulan, Aku mengingatnya dalam perkumpulan yang lebih baik dari mereka. Bila dia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika dia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika dia datang kepadaKu dengan berjalan, maka Aku mendatanginya dengan berlari-lari kecil”.[HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Allah akan bersama dengan orang-orang yang berzikir kepada-Nya, berdasarkan hadits :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه ، عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ :«إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ : أَنَا مَعَ عَبْدِي إِذَا هُوَ ذَكَرَنِي وَتَحَرَّكَتْ بِي شَفَتَاهُ» ابن ماجة
Dari Abu Hurairah Rhodiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shollallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda : “Sesungguhnya Allah Azza wajalla berfirman : Aku bersama hambaku jika dia berzikir mengingat-Ku dan bergerak kedua bibirnya karena Aku. [HR. Ibnu Majah]
Zikir adalah sebaik-baik amal ibadah anggota badan, berdasarkan hadits :
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :«أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ ، وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيكِكُمْ ، وَأَرْفَعِهَا فِي دَرَجَاتِكُمْ ، وَخَيْرٌ لَكُمْ مِنْ إِنْفَاقِ الذَّهَبِ وَالْوَرِقِ ، وَخَيْرٌ لَكُمْ مِنْ أَنْ تَلْقَوْا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوا أَعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوا أَعْنَاقَكُمْ»؟ قَالُوا : بَلَى ، قَالَ :«ذِكْرُ اللَّهِ تَعَالَى» الترمذي
Dari Abu Darda' Rhodiyallahu ‘anhu, dia berkata, Nabi Shollallahu 'alaihi wasallam bersabda : “Maukah kalian, aku beritahukan tentang perbuatan yang terbaik, paling suci di sisi (Allah) Penguasa kalian, dan paling tinggi mengangkat derajat kalian; lebih baik bagi kalian dibandingkan dengan infaq emas dan perak, dan lebih baik bagi kalian dibandingkan dengan bertemu dengan musuh, kemudian kalian memenggal lehernya atau mereka memenggal leher kalian?” Para sahabat berkata: “Tentu Mau!” Beliau bersabda: “Zikir mengingat Allah Yang Maha Tinggi”[HR. At-Tirmidzi]
dalam hadits yang lain,
عَنْ مُعَاذِ بن جَبَلٍ رضي الله عنه ، قَالَ : «إن آخر كلام فارقت عليه رسول الله صلى الله عليه وسلم أن قلت: أَيُّ الأَعْمَالِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى؟ قَالَ:«أَنْ تَمُوتَ وَلِسَانُكَ رَطْبٌ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ» المعجم الكبير للطبراني
Dari Muadz bin Jabal Rhodiyallahu ‘anhu, dia berkata : Sesungguhnya pertanyaan terakhir yang aku sampaikan sebelum berpisah dengan Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam adalah pertanyaanku : “Amalan apa yang paling dicintai oleh Allah..???, beliau Shollallahu ‘alaihi wasallam menjawab :”Engkau meninggal dalam keadaan lisanmu basah karena zikir mengingat Allah. [HR. Ath Thobrani]
Hati menjadi suci bersih dan tentram karena Zikir, berdasarkan hadits,
إن لكل شيء سِقالة ، وإن سقالة القلوب ذكر الله، شعب الإيمان للبيهقي
Sesungguhnya setiap sesuatu memiliki bagian yang mengkilap dan terang, dan sesungguhnya terang dan mengkilapnya hati itu adalah zikir mengingat Allah. [HR. Al Bayhaqi]
juga dalam ayat disebutkan :
Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.[QS. Ar Ro'du : 28]
Selamat dari Kelalaian, berdasarkan ayat :
Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. [QS. Al A'raf : 205]
juga dalam sebuah hadits,
وعن أبي موسى رضي الله عنه قال : قال النبي صلى الله عليه وسلم :«مثل الذي يذكر ربه والذي لا يذكر ربه مثل الحي والميت» رواه البخاري ومسلم
Dari Abu Musa radhiallahu ‘anhu dia berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:“Permisalan orang yang berzikir mengingat Rabbnya dengan orang yang tidak berzikir mengingat Rabbnya seperti orang yang hidup dan yang mati.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Selamat dari Azab Allah, berdasarkan hadits :
Dari Jabir radhiallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasalla, beliau bersabda :
«ما عمل آدمي عملاً أنجى له من العذاب من ذكر الله تعالى»
Tidaklah seorang anak cucu adam mengamalkan satu amalan yang lebih menyelamatkan baginya dari adzab Allah dibandingkan dengan zikir mengingat Allah. [HR. Ath Thobrani]
Selamat dari Panasnya Matahari di Akhirat,
hal ini berdasarkan hadits tentang tujuh kelompok manusia yang mendapatkan naungan dari Allah Subhanahu wata'ala, diantaranya disebutkan :
«ورجل ذكر الله خالياً ففاضت عيناه»
dan seseorang yang zikir mengingat Allah sendirian lalu menetes air matanya [HR. Bukhori dan Muslim]
Mendapatkan Ampunan dan Syurganya Allah Subhanahu wata'ala, inilah keutamaan dan manfaat zikir yang paling besar.
Hal ini berdasarkan Firman Allah Subhanahu wata'ala :
laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. [QS. Al Ahzab : 35]
Demikianlah beberapa keutamaan dan manfaat zikir mengingat Allah, semoga bisa memotivasi kita untuk senantiasa merutinkannya.
اللهم صل وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين
Sumber Bacaan :
- Artikel Tentang Zikir, Anjuran dan Keutamaannya, dll
- Maktabah Syamilah,
- Kamus Bahasa Arab
- Terjemah Al Qur'an
“Tidak ada kebaikan dalam hidup ini kecuali salah satu dari dua orang:
1. Orang yang diam namun berpikir atau
2. Orang yang berbicara dengan ilmu.”
[Abu ad-Darda’ Radhiallohu 'anhu]