Semua asupan dan paparan yang diterima ibu selama kehamilan menjadi penentu utama kehidupan seorang bayi setelah kelahiran. Apakah kelak di usia dewasa ia menderita penyakit jantung, diabetes, kegemukan, atau akan besar menjadi manusia cerdas, semua ditentukan sejak awal di kandungan.
Konsep tersebut pertama kali disampaikan oleh David Barker, dokter dan ilmuwan dari Inggris, yang akhirnya dikenal sebagai hipotesa DOHaD. Menurut Barker, paparan zat-zat kimia dan nutrisi yang diterima janin, baik secara genetik dan program mekanisme lain berdampak pada kesehatan dan penyakit di masa mendatang.
Menurut dr.Saptawati Bardosono atau dokter Tati, ahli gizi dari Indonesian Nutrition Association, ada banyak faktor yang berpengaruh pada tumbuh kembang seorang anak, salah satunya adalah faktor nutrisi.
"Protein dan zat-zat gizi mikro sangat diperlukan di awal kehamilan karena nutrisi itu dibutuhkan untuk perkembangan sel-sel. Nantinya sel-sel ini akan membentuk jadi sel hati, sel pankreas, dan organ lainnya," papar dosen di Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas ini .
Bila status gizi ibu hamil buruk atau kurang, maka asupan nutrisi janin pun sedikit. "Yang paling ditakutkan adalah saat pembentukan sel pankreas. Kalau ibunya tidak memperhatikan nutrisi maka pankreas yang membentuk insulin akan menghasilkan dalam jumlah sedikit. Di usia dewasa anak akan menderita diabetes," imbuhnya.
Seorang anak juga beresiko memiliki kecerdasan rendah, terutama jika si ibu menderita anemia. "Perempuan yang sehat pun saat hamil pasti anemia karena ini fisiologis. Kondisinya akan lebih parah jika sebelum hamil ibu sudah kekurangan zat besi. Efeknya pertumbuhan janin terganggu, terutama perkembangan otaknya," ujarnya.
Masalah kesehatan lain akibat gangguan masa kehamilan adalah spina bifida. Didefinisikan sebagai tidak sempurnanya pengembangan otak dan urat saraf tulang belakang, hasil penelitian menunjukkan hal ini terkait dengan kurangnya asupan asam folat pada trimester pertama kehamilan.
Diungkapkan dr.Tati, yang paling dikhawatirkan adalah jika bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR). "Bayi cukup bulan yang lahir dengan berat kecil sudah terprogram memiliki beberapa masalah kesehatan, termasuk diabetes," katanya.
Bayi yang lahir dengan berat badan rendah, di kandungan sudah terprogram untuk mengurangi jumlah insulin yang dihasilkan. "Ini mekanisme alami untuk beradaptasi dengan glukosa dalam tubuh. Karena insulin yang dihasilkan sedikit sehingga ia rentan diabetes," jelasnya.
Penelitian juga membuktikan bayi-bayi dengan berat badan rendah ini akan tumbuh menjadi anak yang obesitas. Padahal obesitas sangat erat dengan beragam gangguan kesehatan.
Ditegaskan oleh dr Tati, seorang perempuan seharusnya memiliki status gizi yang baik, jauh sebelum ia merencanakan kehamilan. "Bukan hanya selama hamil, tapi sejak muda sebelum menikah," katanya.
Sumber : Kualitas Kesehatan Ditentukan dari Kandungan
Konsep tersebut pertama kali disampaikan oleh David Barker, dokter dan ilmuwan dari Inggris, yang akhirnya dikenal sebagai hipotesa DOHaD. Menurut Barker, paparan zat-zat kimia dan nutrisi yang diterima janin, baik secara genetik dan program mekanisme lain berdampak pada kesehatan dan penyakit di masa mendatang.
Menurut dr.Saptawati Bardosono atau dokter Tati, ahli gizi dari Indonesian Nutrition Association, ada banyak faktor yang berpengaruh pada tumbuh kembang seorang anak, salah satunya adalah faktor nutrisi.
"Protein dan zat-zat gizi mikro sangat diperlukan di awal kehamilan karena nutrisi itu dibutuhkan untuk perkembangan sel-sel. Nantinya sel-sel ini akan membentuk jadi sel hati, sel pankreas, dan organ lainnya," papar dosen di Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas ini .
Bila status gizi ibu hamil buruk atau kurang, maka asupan nutrisi janin pun sedikit. "Yang paling ditakutkan adalah saat pembentukan sel pankreas. Kalau ibunya tidak memperhatikan nutrisi maka pankreas yang membentuk insulin akan menghasilkan dalam jumlah sedikit. Di usia dewasa anak akan menderita diabetes," imbuhnya.
Seorang anak juga beresiko memiliki kecerdasan rendah, terutama jika si ibu menderita anemia. "Perempuan yang sehat pun saat hamil pasti anemia karena ini fisiologis. Kondisinya akan lebih parah jika sebelum hamil ibu sudah kekurangan zat besi. Efeknya pertumbuhan janin terganggu, terutama perkembangan otaknya," ujarnya.
Masalah kesehatan lain akibat gangguan masa kehamilan adalah spina bifida. Didefinisikan sebagai tidak sempurnanya pengembangan otak dan urat saraf tulang belakang, hasil penelitian menunjukkan hal ini terkait dengan kurangnya asupan asam folat pada trimester pertama kehamilan.
Diungkapkan dr.Tati, yang paling dikhawatirkan adalah jika bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR). "Bayi cukup bulan yang lahir dengan berat kecil sudah terprogram memiliki beberapa masalah kesehatan, termasuk diabetes," katanya.
Bayi yang lahir dengan berat badan rendah, di kandungan sudah terprogram untuk mengurangi jumlah insulin yang dihasilkan. "Ini mekanisme alami untuk beradaptasi dengan glukosa dalam tubuh. Karena insulin yang dihasilkan sedikit sehingga ia rentan diabetes," jelasnya.
Penelitian juga membuktikan bayi-bayi dengan berat badan rendah ini akan tumbuh menjadi anak yang obesitas. Padahal obesitas sangat erat dengan beragam gangguan kesehatan.
Ditegaskan oleh dr Tati, seorang perempuan seharusnya memiliki status gizi yang baik, jauh sebelum ia merencanakan kehamilan. "Bukan hanya selama hamil, tapi sejak muda sebelum menikah," katanya.
Sumber : Kualitas Kesehatan Ditentukan dari Kandungan
“Tidak ada kebaikan dalam hidup ini kecuali salah satu dari dua orang:
1. Orang yang diam namun berpikir atau
2. Orang yang berbicara dengan ilmu.”
[Abu ad-Darda’ Radhiallohu 'anhu]