-->

Gatal-Gatal Pada Buah Hati

Tidak jarang kita dapati munculnya bintik atau bentol di kulit buah hati kita. Bintik dan bentol inipun kadang menimbulkan buah hati kita tidak nyaman karena terasa gatal. Bintik dan bentol yang terasa gatal ini ada beberapa penyebabnya, antara lain karena biang keringat (milliaria), biduran atau kaligata (urtikaria), eksim pada bayi (dermatitis atopic) dan bisa karena infeksi baik infeksi jamur, virus, bakteri atau parasit.

Biang keringat (milliaria)

Biang ketingat merupakan keadaan tertutupnya pori-pori keringat sehingga menimbulkan retensi (penumpukan) keringat di dalam kulit. Anak-anak lebih banyak mengalami milliaria dibanding dengan orang dewasa, hal ini dikarenakan pada anak-anak struktur saluran keringatnya belum terlalu kuat. Milliaria ini ada beberapa jenis dan tidak semua milliaria menimbulkan gatal.

Milliaria kristalina yaitu biang keringat yang ditandai bintik-bintik kecil, jernih seperti kristal dengan diameter 1-2 mm, menyerupai titik-titik air pada kulit dan tidak kemerahan, merupakan jenis milliaria yang tidak menimbulkan gatal. Milliaria ini sering ditemukan di daerah ketiak, leher, badan dan mudah pecah karena gesekan ringan.

Milliaria rubra yaitu biang keringat yang menimbulkan rasa gatal dan kemerahan, ditandai dengan tonjolan di kulit dengan dasar kemerahan. Milliaria ini ditemukan di permukaan kulit yang istirahat terutama pada punggung dan leher, dan tidak mengenai muka. Rasa gatal dan kadang rasa panas seperti terbakar biasanya timbul bersamaan dengan rangsang yang menimbulkan keringat. Milliaria ini bisa menyebabkan demam tinggi bila mengenai daerah yang luas dan berat.

Kunci pengobatan milliaria adalah menempatkan penderita di dalam lingkungan yang dingin, sehingga keringat bisa berkurang. Sumbatan keratin yang menutupi lubang keringat akan berangsur lepas beberapa hari sampai 2 minggu. AC/ pendingin/ ruang yang teduh bisa memberi pencegahan pada permulaan milliaria. Obat-obatan yang dioles seperti salep tidak begitu efektif dan kadang-kadang bisa menambah banyaknya milliaria.

Beberapa obat lokal yang bisa diberikan untuk menghilangkan sumbatan, misalnya talk untuk bayi dan tepung kanji. Pemberian vitamin C dapat diberikan untuk mencegah atau mengurangi timbulnya milliaria.

Biduran atau kaligata (urtikaria)

Biduran merupakan reaksi pada kulit yang timbul mendadak yaitu tampak bentol-bentol berbatas tegas, berwarna merah dan gatal. Bentol dapat berwarna putih di tengah yang dikelilingi warna merah. Warna merah bila ditekan akan memutih. Bentol-bentol ini mempunyai ukuran yang bervariasi dari diameter beberapa millimeter sampai beberapa sentimeter. Urtikaria dapat berlangsung secara singkat/akut (beberapa jam sampai beberapa hari), lama/kronik (berlangsung lebih dari 6 minggu) atau berulang/kambuh-kambuhan.

Urtikaria (biduran) bisa disebabkan karena reaksi alergi pada kulit dan non alergi. Yang disebabkan karena reaksi alergi bisa berasal dari lingkungan (debu rumah, tungau debu rumah, tepung sari tumbuh-tumbuhan, bulu binatang) dan dari makanan/obat-obatan/bahan kimia (bahan penyedap, pengawet dan zat pewarna). Sedangkan yang non alergi bisa disebabkan karena cahaya, dingin, panas dan bisa karena latihan jasmani.

Pengobatan urtikaria yang paling baik adalah mencari dan menghilangkan penyebab. Apabila penyebabnya tidak diketahui, hendaknya dihindari faktor-faktor yang memperburuk. Sedangkan obat-obatan yang bisa diberikan adalah agen simpatomimetik, antihistamin dan kortikosteroid.

Eksim pada bayi (dermatitis atopic)

Eksim pada bayi merupakan bentuk eksim yang paling sering dijumpai pada bayi dan anak yang ditandai dengan adanya bintik dan bentol kemerahan yang tampak basah atau bisa juga kulit tampak kering, dan terasa gatal di daerah muka, lipatan kulit seperti di lipatan siku dan lipatan paha, dan sering ada riwayat atopi (alergi) pada dirinya atau keluarganya seperti asma atau rinokonjungtivitis (radang pada hidung dan konjungtiva mata).

Ada banyak faktor penyebab dari eksim (dermatitis atopic) ini diantaranya faktor genetik (keturunan) dan faktor immunologik (alergi). Bisa sembuh seiring bertambahnya usia, tetapi dapat pula menetap bahkan meluas dan memberat sampai usia dewasa, karena perjalanan penyakit ini sulit diperkirakan.

Untuk penatalaksanaannya adalah dengan mengenali dan menghindari faktor pencetus seperti dari makanan (susu, soya, telur, gandum, ikan, udang, ayam, coklat). Hindari rangsangan pada kulit seperti tidak boleh menggaruk setelah mandi, memakai pakaian dalam yang lembut, hindari pakaian dari bahan wol, sabun yang digunakan sebaiknya pH 7 dan jangan yang bersifat alkalis. Untuk eksim yang tampak kering maka gunakan pelembab kulit. Untuk pengobatannya biasa diberikan kortikosteroid baik yang dioles di kulit (seperti hydrokortison salep) atau diminum.

Infeksi (jamur, virus, bakteri atau parasit)

Gatal karena jamur

Infeksi jamur kulit cukup banyak ditemukan di Indonesia, yang merupakan negara tropis beriklim panas dan lembab, apalagi bila higienenya kurang sempurna. Ada bermacam-macam jenis infeksi jamur ini, ada yang menginfeksi daerah kepala (tinea kapitis), badan (lipatan paha, alat kelamin, anus, perut dan pantat) biasa disebut tinea kruris, tangan dan kaki daerah telapak dan punggung serta jari jarinya (tinea manus et pedis), kuku (tinea unguinum) dan ada pula yang berupa bercak putih sampai coklat/merah/hitam dan bersisik halus yang sering ditemukan di badan (ptiriasis versikolor atau panu) .

Untuk mengatasinya maka jagalah selalu kebersihan tubuh, misalnya dengan mandi minimal 2 kali sehari atau segera mengganti baju dan celana buah hati kita tatkala dirasa kulitnya lembab dan berkeringat karena tempat yang lembab akan memudahkan tumbuhnya jamur. Pengobatan yang diberikan biasanya dengan diberikan salep anti jamur seperti mikonazole dan obat telan seperti ketokonazole tablet atau griseovulfin.

Gatal karena virus dan bakteri

Gatal pada jenis ini terkadang disertai dengan demam. Virus dan bakteri adalah kuman yang berbeda. Jika penyebabnya virus maka tidak membutuhkan antibiotik, sedangkan jika penyebabnya bakteri maka memerlukan antibiotik.

Contoh penyakit kulit gatal yang disebabkan virus adalah varicella (cacar air), herpes, HFMD (Hand Foot Mouth Disease yaitu penyakit yang mengenai tangan kaki dan mulut.)

Contoh penyakit kulit gatal yang disebabkan bakteri adalah impetigo (cacar api/cacar monyet). Akibat impetigo, kulit menjadi gatal, melepuh berisi cairan, dan jadi kemerahan. Bakteri biasanya masuk ke kulit karena gigitan serangga, luka, atau goresan. Kebersihan sangat penting bagi orang yang mengalami impetigo.

Gatal karena parasit

Parasit yang bisa menyebabkan gatal misalnya larva cacing tambang anjing dan kucing yang banyak ditemui di tanah lembab yang telah terkontaminasi dengan kotoran anjing, kucing, sapi. Larva ini menyebabkan penyakit ruam menjalar (creeping eruption atau cutaneous larva migrans) yang ditandai dengan lesi yang berkelok-kelok dengan lebar sekitar 3 mm berwarna seperti daging atau merah muda.

Contoh lainnya adalah Sarcoptes scabei (tungau, kutu) yang menyebabkan penyakit scabies (gudikan=budukan=kudis). Penyakit ini cepat menular dan menimbulkan rasa gatal terutama di malam hari. Gejala penyakit ini adalah munculnya gelembung berair pada kulit, warna merah, iritasi dan rasa gatal pada kulit yang umumnya muncul di sela-sela jari, telapak tangan dan telapak kaki, siku, selangkangan, dan lipatan paha. Gejala lain adalah munculnya garis halus yang berwarna kemerahan di bawah kulit yang merupakan terowongan yang digali Sarcoptes betina..

Setelah diketahui beberapa penyebab gatal pada buah hati kita, maka diharapkan para ummahat/ibunda dapat menanganinya secara tepat dan bijaksana. Karena keluhan yang sama yaitu gatal menunjukkan penyakit dan penanganan yang berbeda-beda.

***


Penulis: dr.Anaviati Ummu Salma

Sumber:
  • Prof.dr.Marwali Harahap, Buku Ilmu Penyakit Kulit, tahun 2000, penerbit Hipokrates, Jakarta
  • Standar Pelayanan Medis RSUP DR.SARDJITO edisi 2 cetakan I, tahun 2000

“Tidak ada kebaikan dalam hidup ini kecuali salah satu dari dua orang:
1. Orang yang diam namun berpikir atau
2. Orang yang berbicara dengan ilmu.”
[Abu ad-Darda’ Radhiallohu 'anhu]